Senin, 28 November 2011
Melati di malam 1 suro
Melati dalam kamus bahasa Inggris disebut Jasmine, bunga melati memiliki ciri khas berbatang tegak merayap, hidup menahun. Daunnya hijau kecil membulat. Bunganya berwarna putih dengan ukuran yang kecil, berbau harum semerbak dengan mahkota bunga selapis atau ada juga yang menumpuk. Jika pagi hari diselimuti butiran embun, kesegaran wangi aroma terapi tersebut makin menyejukkan hati.
Karena warnanya yang putih maka sering kali bunga melati dijadikan lambang kesucian, meskipun memiliki ukuran kecil namun melati mampu menebarkan keharuman yang sangat dahsyat. Bahkan bunga melati mempunyai berbagai manfaat mulai sebagai bunga tabur, bahan pembuatan minyak wangi, kosmetika, farmasi, karangan bunga, campuran teh hingga menjadi tanaman obat.
Luar biasa kesederhanaan bunga melati, hingga ditetapkan sebagai Puspa Bangsa. Almarhumah Ibu Siti Hartinah Soeharto atau yang lebih akrab dipanggil Ibu Tien sangat menyukai bunga Melati dan Anggrek, saat beliau wafat pun hampir dari seluruh penjuru Nusantara mengirimkan berton-ton melati untuk dironce dan ditaburkan sebagai pengantar jazadnya keharibaan Illahi.
Akrtis horor yang sangat bombastis, dengan salah satu judul film horornya “Malam Satu Suro“, semasa hidupnya sangat menyukai bunga mawar dan melati, bahkan konon kabarnya kegemaran akan bunga mungil nan wangi ini dijadikan konsumsinya sehari-hari, cemilan almarhumah Suzana adalah bunga melati, hingga keharuman yang dihasilkan dari bunga tersebut berkhasiat menimbulkan harum pada tubuh dan menjadikan awet muda. Kedengarannya mistis ya?
Malam 1 Suro, masih banyak ritual-ritual yang dipercayai oleh masyarakat Jawa maupun tradisi yang diselenggarakan oleh beberapa keraton di Jawa, sebagai malam pensucian benda-benda keramat. Seperti memandikan keris, pedang, tombak dan benda-benda yang dianggap keramat lainnya. Ada melati disana, bahkan bunga melatilah yang sangat dominan dalam ritual mensucikan benda-benda keramat tersebut.
Malam 1 Suro tahun ini, 1 Muharam 1433 H jatuh pada hari Sabtu malam Minggu dalam kalender Nasional tepat pada tanggal 26 November 2011, dimana putra raja diraja tengah menggelar pesta pernikahan ditengah kota. Dan kemegahan perhelatan tersebut pun diperindah dengan rangkain melati ditiap sudut ruangan hingga menambah kesan elegant. Ya, melati selalu saja ada dan tidak lepas dari acara sakral dimana ikatan suci diikrarkan.
Kenanganku akan melati dimasa kecil pun membawaku terbang kesebuah desa tempat aku dilahirkan, betapa banyak pohon melati yang tumbuh disana. Dan jika bunganya tengah berkembang, kupetik kelopaknya lalu kupersembahkan bunga kecil putih bersih nan harum itu pada kanjeng ibu yang juga sangat mencintai Jasminum sambac.
Melati itu akan kanjeng ibu selipkan diantara ikatan rambutnya atau disimpan dibawah bantal juga pada lipatan mukenanya. Ah, aku jadi rindu berada dipangkuan Ibunda yang dimalam tahun baru Islam ini pasti tengah bermunajah disepertiga malam-Mu ya Rabb…., masih adakah kelopak melati yang mengering dan menguning warnanya disela-sela lipatan mukenanya? masih tumbuhkan bunga melati pada ranting-rantingnya dipelataran rumah? atau sudah berubah menjadi bunga-bunga kertas seperti yang banyak kujumpai disini?
Malam tahun baru ini,
Doa-doa yang dipanjatkan semerbak mewangi seharum melati
Bak melati yang selalu tumbuh ditaman hati
Ialah, Jasmine berhati peri
Selalu saja menyemangati
Meski batangnya sendiri menyerupai tangkai mawar berduri
Namun ia selalu berseri-seri
Menarikan kesucian untuk kami yang selalu jauh dimata dekat dihati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar